Ingin Bersaing, UMKM Harus Bisa Manfaatkan Teknologi Digital
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendorong di tengah pandemi Covid-19 pelaku UMKM harus memanfaatkan teknologi dalam bertransaksi baik penjualan maupun pembelian.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Profesor Rully Indrawan menyebutkan, total UMKM nasional sekitar 99,9 persen dari total usaha di Indonesia. Sektor usaha ini terkena dampak paling parah akibat hantaman Covid-19, sehingga perekonomian di Tanah Ari terpuruk.
Di sisi lain, kata dia, sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja. Namun karena ekonomi nasional saat ini melemah, maka sektor ini banyak yang gulung tikar.
"Banyak UMKM terdampak, karena jumlahnya paling banyak dan penyerapan tenaga kerja juga banyak. Jadi kalau kena dampak, kita semua kerepotan," ujarnya di Jakarta, kemarin (20/9).
Kendati demikian, lanjut dia, di masa pandemi ini UMKM berpeluang tumbuh kembang dengan melakukan transformasi bisnis, yakni seperti mengoptimalkan pemanfaatkan teknologi dalam melakukan transaksi.
Rully juga mengapresiasi dukungan dari semua pihak, khususnya Bank Indonesia (BI) yang telah sebuah platform QR Code Indonesian Standard (QRIS). Dengan adanya sistem ini akan semakin memudahkan para pelaku UMKM dalam melakukan transaksi.
Tidak perlu khawatir, kata dia, Dari sisi keamanan dijamin dengan QRIS transaksi cepat, mudah, murah, aman, dan andal. Sistem ini tentu saja mendukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 karena transaksi bersifat cashless.
"Dengan inovasi luar biasa QRIS diharapkan bisa membantu masalah dan hambatan yang disebabkan oleh pandemi sehingga transaksi bisa secara digital. QRIS ini jadi program nasional dimana semua daerah kita bersama-sama ingin kenalkan mengenai apa dan bagaimana QRIS itu," papar dia.
Dia berharap, semua pihak dapat memberikan dukungan terhadap UMKM nasional supaya bisa bangkit dari keterpurukan. Dia berharap Organisasi UKM IKM Nusantara yang telah tersebar di 21 provinsi bisa bersama pemerintah melakukan pendampingan dan pembinaan bagi UMKM agar bisa bertahan di tengah kondisi yang sulit.
Kepala Unit Implementasi Kebijakan SP dan Pengawas SP PUR Bank Indonesia Wilayah Solo Mulyadi mengatakan, bahwa tren transaksi digital yang terus meningkat mendorong BI agar terus mengkampanyekan QRIS. Sistem pembayaran nasional yang sudah terhubung dengan mobile payment ini telah didukung oleh 38 penyelenggara bank dan nonbank.
"Manfaatnya banyak, bagi pedagang QRIS ini dapat membangun credit profile untuk memudahkan mendapatkan pembiayaan. Semua transaksi tercatat dengan rapi dan masuk ke rekening pemilik dan tentunya murah, mudah dan akan terhindar dari risiko seperti pencurian dan uang palsu," jelasnya.
Hingga akhir 2020, Kemenkop UKM menargetkan 10 juta UMKM terdigitalisasi. Hingga saat ini terdapat 9,4 juta UMKM yang go digital. Jumlah tersebut berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), bertambak sebanyak 1,4 juta dari tahun 2019 yang masih di angka 8 juta UMKM.
"Alhamdulillah adanya kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pelaku UMKM dipaksa untuk menggunakan teknologi informasi, maka penggunaan teknologi melonjak, sekarang di marketplace jumlahnya sudah 9,4 juta," ujar Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kemenkop UKM, Arif Rahman Hakim. (din/zul/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: