ASBISINDO Targetkan Market Share Bank Syariah Naik 20 Persen
Ketua Umum Asbisindo Anggoro Eko Cahyo optimis pangsa pasar bank syariah naik jadi 20%. Hal ini disampaikan pada acara Sarasehan Asbisindo yang digelar di sela event Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025 yang digagas OJK di Surabaya.--
Keselerasan ini dielaborasi melalui berbagai aspek diantaranya mendorong industrialisasi inklusif dan hilirisasi produktif yang memiliki added value. Membangun daya saing ekosistem halal di pasar global dan optimalisasi peran desa untuk Indonesia melalui pemerataan ekonomi berbasis syariah.
Selanjutnya, ASBISINDO juga siap ambil bagian melalui pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui berbagai instrumen keuangan syariah yang bisa diimplementasikan melalui produk yang kompetitif agar menjadi pilihan masyarakat.
Perbankan syariah membutuhkan dukungan kebijakan yang memungkinkan untuk akselerasi pertumbuhan industri termasuk di antaranya dukungan kebijakan perpajakan. Saat ini bank syariah memiliki beberapa alternatif pengembangan instrumen keuangan yang membutuhkan dukungan kebijakan agar lebih diminati masyarakat.
BACA JUGA: Catatkan Nilai Asset Under Custody Terbesar di Indonesia, BRI Raih Best Domestic Custodian Bank
BACA JUGA: Penyaluran KUR di Jawa Tengah Tertinggi, Bank Jateng Jadi Garda Terdepan
Terdapat tiga alternatif pengembangan instrumen keuangan syariah yakni pertama Cash Waqf Linked Deposit (CWLD) yang menggabungkan dua dimensi yakni investasi dan kebermanfaatan untuk umat yang memberikan multiplier effect keberlanjutan bagi umat. Sekaligus juga untuk pembangunan ekonomi.
Kedua, inovasi Sharia Restricted Intermediary Account (SRIA) yakni instrument yang memberi kesempatan deposan mendapatkan imbal hasil lebih besar. Melalui proyek-proyek syariah dan tetap sesuai risiko proyek, sementara bank syariah tetap berperan sebagai intermediary yang transparan dan amanah.
Ketiga adalah, Bulion bank/bank emas yang baru diluncurkan 26 Februari 2025 lalu oleh Presiden RI untuk memonetisasi potensi emas dari hulu hingga hilir. Sebagai investasi syariah yang aman, mudah dan tahan terhadap inflasi.
Asbisindo berharap emas dapat emas dalam aset likuid Bank dan menjadi pengurang GWM.
Asbisindo juga siap ambil peran dalam penguatan ekonomi syariah nasional melalui sinergi antara regulator dan pelaku industri. Sekaligus merumuskan arah pengembangan perbankan syariah yang lebih progresif dan berdaya saing global serta menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.
BACA JUGA: Dengan Implementasi DNDF dan OIS, Bank Jateng Dukung Transformasi Pasar Keuangan
BACA JUGA: Soroti Revitalisasi Pasar Alun-alun Tegal, Ketua Fraksi PKS: Jangan Korbankan Pedagang
"Dukungan kebijakan, regulasi, dan pasar ini menunjukkan bahwa ekonomi syariah bukan lagi pelengkap, melainkan arus utama pembangunan nasional. Tentunya dibutuhkan transformasi, adaptif dan inovasi untuk menjadi pemain utama perbankan nasional," ujarnya.
Dengan pengembangan instrumen diharapkan bank syariah lebih menarik dan dapat tumbuh lebih tinggi sustain dan tetap sehat. Asbisindo juga menegaskan komitmen nyata untuk kolaborasi dalam memperkuat peran perbankan syariah untuk menjadi arus utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


