Cetak Laba Rp 26,53 Triliun, BRI Tunjukkan Kinerja Positif di Tengah Tantangan Global
Press Conference capaian kinerja positif BRI--
BACA JUGA: BRI Dukung UMKM Katering Pemasok Program MBG, Sukses Berdayakan Ratusan Karyawan
"Pertumbuhan CASA mencapai 10,6 persen YoY. Didorong oleh kenaikan dana giro yang tumbuh 16,1 persen dan tabungan tumbuh 6,8 perseb YoY," jelas Hery.
Di samping itu, Pendapatan selain bunga (Fee & Other Operating Income) tumbuh 10,6 persen YoY, mencapai Rp26,7 triliun. PPOP (Pre-Provision Operating Profit) tercatat meningkat 2,2 persen YoY, menjadi Rp58,3 triliun, mencerminkan solidnya pendapatan operasional BRI.
“Perbaikan fundamental kinerja BRI tersebut berdampak positif terhadap capaian laba perseroan. BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp26,5 triliun hingga akhir Juni 2025”, jelasnya.
Hery mengungkapkan kinerja keuangan BRI tidak hanya tumbuh secara sehat. Tetapi juga mendukung keberpihakan pada sektor produktif dan ekonomi kerakyatan.
BACA JUGA: Kick-Off Program Desa BRILiaN: Wujud Nyata BRI Dorong Desa Wisata Jadi Destinasi Unggulan Daerah
BACA JUGA: BRI Peduli Tingkatkan Produktivitas Peternak Domba di Desa BRILiaN Sukalaksana Garut
“Melalui program transformasi yang tengah dijalankan dan dengan dukungan seluruh insan BRILiaN serta kepercayaan masyarakat, BRI optimistis dapat menjaga kinerja positif dan berkelanjutan, serta tetap memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.
Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu mengungkapkan kedisiplinan dalam pengelolaan likuiditas terus menjadi fondasi utama bagi BRI. Utamanya, dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memastikan struktur pendanaan yang optimal.
“Cost of Fund (CoF) tercatat membaik menjadi 3,6 persen pada akhir Triwulan II 2025. Di sisi lain, efisiensi pendanaan juga terlihat dari tingkat Cost of Deposit (CoD) yang berhasil dijaga di level 3,0 persen," terangnya.
Likuiditas jangka pendek dan panjang BRI tetap kuat
Sementara itu, indikator likuiditas jangka pendek dan panjang BRI tetap kuat. Dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) yang terjaga di 150,5 persen serta Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar 125,6 persen.
BACA JUGA: Suami Terima Gaji Lewat BRI, Nasabah: Tak Perlu Repot Atur Keuangan Secara Manual
BACA JUGA: Bantu Nasabah BRI, SABRINA Manfaatkan Teknologi AI dan NLP untuk Respon Pertanyaan
Perbaikan struktur pendanaan tersebut berdampak positif pada kondisi likuiditas BRI yang terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berada di level yang memadai sebesar 84,97 persen. Angka ini memberikan ruang likuiditas yang memadai bagi BRI untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.
Dari sisi permodalan, BRI memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,01 persen, salah satu yang tertinggi di antara perbankan nasional. Serta jauh di atas ketentuan minimum regulator.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


