Solusi BBM Ramah Lingkungan untuk Masa Depan, Penggunaan Biofuel dari Tebu Harus Dimassifkan

Solusi BBM Ramah Lingkungan untuk Masa Depan, Penggunaan Biofuel dari Tebu Harus Dimassifkan

TERBARUKAN - Biofuel dari tebu merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan dan mempunyai nilai angka oktan yang tinggi.--

TEGAL, radartegal.com - Upaya untuk menghadirkan bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Banyak pihak menilai, sudah saatnya Indonesia mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mulai mempercepat transisi menuju bahan bakar terbarukan seperti biofuel.

Dosen Peneliti Fakultas Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama (PHB) Tegal, Syarifudin ST MT menilai pengembangan energi alternatif seperti biofuel merupakan langkah penting dan mendesak untuk menjawab tantangan energi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Menurutnya, Indonesia harus mulai bersiap sejak sekarang untuk beralih dari energi konvensional ke energi ramah lingkungan. “Sedikit demi sedikit, ketergantungan pada energi fosil harus dikurangi. Salah satu solusinya adalah biofuel, yang lebih bersih dan dapat diperbarui.” 

Syarifudin menambahkan, selain tidak terbarukan, sekitar 30 persen kebutuhan energi fosil dalam negeri saat ini masih dipenuhi lewat impor. “Harganya pun sangat fluktuatif karena bergantung pada kondisi geopolitik global,” katanya, Rabu 12 Mei 2025.

BACA JUGA: Tak Terpengaruh Isu, Pemudik Tetap Pilih Pertamax untuk Pertahankan Performa Mesin MobilnyaMobilnya

BACA JUGA: Mudik Asyik ke Jakarta, Keluarga Asal Semarang Tetap Andalkan Pertamax 92 karena Irit

Biofuel merupakan bahan bakar hasil campuran energi fosil dengan bioetanol. Bioetanol —yang umumnya berasal dari tebu— memiliki karakteristik teknis unggul, karena nilai oktannya tinggi, bahkan bisa mencapai 100.

“Ini berarti proses pembakaran bahan bakar menjadi lebih sempurna dan bersih,” jelasnya.

Keunggulan teknis ini, menurut Syarifudin, tampak dari minimnya karbon atau partikel hitam yang keluar dari knalpot kendaraan. Kadar oksigen dalam bioetanol juga membantu menekan pembentukan jelaga dan meningkatkan efisiensi pembakaran di ruang mesin.

“Emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO) jadi lebih sedikit. Sedangkan emisi CO₂ bisa lebih terkontrol,” tambahnya.

BACA JUGA: Puncak Arus Mudik, Konsumsi Pertamax Series Tercatat NaikSignifikan

BACA JUGA: Arus Mudik Mulai Ramai, Penjualan Pertamax di SPBU Muri Tegal Capai 5 Ton Per Hari

Dia menjelaskan tebu merupakan sumber bioetanol yang potensial, karena kandungan glukosa yang tinggi. Dari rendemen tebu saja bisa dihasilkan hingga 10 persen etanol.

Bahkan, ampas tebu yang mengandung lignoselulosa hingga 50 persen juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait