Sementara itu pendaki lainnya konon ada pula yang pernah melihat penampakan anak kecil atau mendengar keramaian layaknya sebuah perkampungan. Tetapi paling banyak mengaku nyaris tersesat, karena berputar-putar di tempat yang sama.
Itulah sebabnya, para pendaki disarankan untuk mengucapkan salam ketika melintas, atau sebelum beristirahat sejenak di sekitar Pos Samarantu Gunung Slamet ini. Sekadar informasi, h utan di kawasan gunung ini relatif lebih asli vegetasi hutan Jawa.
BACA JUGA:Mitos Pulau Jawa Akan Terbelah Dua Jika Gunung Slamet Meletus, Begini Kata Ramalan Jayabaya
Kelesatarian floranya lebih terjaga dibandingkan gunung-gunung lainnya di Indonesia. Tidaklah mengherankan jika di hutan kawasan Gunung Slamet masih ada pepohonan yang berukuran besar-besar.
Hutan hujan yang rapat itu pulalah yang sering membuat para pendaki tersesat, termasuk keberadaan Pos Samarantu di lereng Gunung Slamet. Gunung ini adalah gunung berapi kerucut tipe A.
Gunung Slamet memiliki ketinggian 3.432 mdpl dan terletak di wilayah 5 kabupaten. Masing-masing adalah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Brebes, Tegal, dan Pemalang.
Selain memiliki Pos Samarantu, Gunung Slamet juga mempunyai kawah IV yang merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang. Kawah ini terakhir aktif hingga pada level siaga pada tahun 2009 lalu.
BACA JUGA:Misteri Gunung Slamet yang Belum Terungkap, Benarkah Ada Gerbang Menuju Dunia Lain?
Gunung Slamet cukup populer sebagai tujuan pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung terdapat sejumlah kawasan wisata seperti Baturaden di Kabupaten Banyumas dan Guci di Kabupaten Tegal.
Sebagaimana gunung api lainnya di Pulau Jawa, Gunung Slamet terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia pada Lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa.Demikian informasi tentang keberadaan Pos Samantu Gunung Slamet yang terkenal angker. (*)