Ribuan hektare lahan tambak di pesisir utara Kabupaten Brebes rusak akibat tergerus abrasi. Lahan yang alami kerusakan tersebut tersebar di lima kecamatan yang ada di pantura.
Data di Dinas Perikanan Brebes menyebut, luas lahan tambak di Brebes mencapai 12 ribu hektare yang tersebar di 13 desa di lima kecamatan. Lima kecamatan itu yakni Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari.
"Dari lahan tambak yang ada di Brebes, ribuan hektare tambak alami kerusakan akibat abrasi. Dari lima kecamatan yang ada, tiga kecamatan yakni Brebes, Wanasari dan Losari paling banyak lahan tambak yang rusak akibat abrasi," ungkap Iskandar Agung, kabid Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan Brebes, Rabu (13/10).
Dijelaskannya, selain rusak, ada ribuan hektare lahan tambak lainnya yang sudah kritis akibat abrasi. Meski demikian, kata dia, saat ini pemerintah baik pusat maupun daerah beserta stake holder sudah mulai serius menangani abrasi di Brebes. Sehingga diharapkan abrasi di Brebes bisa dimininalisir.
"Memang sebetulnya ada teknologi terkait dengan penanganan abrasi ini, di antaranya melalui metode vegetasi. Jadi penguatan sabuk pantai dengan penanaman vegetasi lokal seperti mangrove dan lainnya," ucapnya.
"Selain itu, teknologi Karung Geotextile Memanjang (KGM) juga dapat menjadi alternatif penanganan abrasi. Sebagai contoh bangunan KGM yang ada di Pantai Sawojajar yang terbukti efektif menahan abrasi dan berfungsi pula sebagai sedimen trap," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu desa yang lahan tambaknya terdampak abrasi yakni Desa Randusanga Kulon Kecamatan Brebes.
Ratusan lahan tambak di Desa Randusanga Kulon Kecamatan Brebes rusak akibat tergerus abrasi. Sedikitnya, 750 lahan tambak yang ada di Randusanga Kulon rusak.
Kepala Desa Randusanga Kulon Afan Setiawan mengatakan, kerusakan akibat abrasi dan banjir rob ini sangat berdampak bagi ekonomi warganya. Ada sekitar 270 warga yang terdampak abrasi. Hampir setiap hari, banjir rob terjadi di wilayahnya. Diperparah, saat ini garis pantai sudah memasuki wilayah desa.
"Dengan adanya abrasi yang luar biasa ini masyarakat banyak dirugikan. Apalagi, di tengah pandemi seperti ini jelas abrasi menghambat perekonomian di desa kami," ucapnya.
"Kita harapkan ke depan stakeholder yang ada dan masyarakat dapat membantu menanam tanaman mangrove di wilayah Randusanga," lanjutnya. (ded/ima)