Sejumlah bencana yang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air ikut dikomentari berbagai pihak. Terbaru, banjir yang menerjang Manado dan videonya viral lantaran air masuk ke toko dan mal besar, memantik reaksi musisi Melanie Subono.
Cucu Presiden ke-3 RI, BJ Habibie itu tidak setuju jika banjir itu dikatakan bencana. Sebabnya, semua terjadi karena sebab akibat.
Melanie mengunggah dua foto yang membandingkan kondisi pinggiran laut saat tahun 2015 dan 2020. Dia membandingkan pemandangan pinggir laut yang terus tergerus lantaran pembangunan.
“Kata media dan rakyat dan (apalagi ) pemerintah : bencana karena air laut sudah masuk mal dan pertokoan dan lain-lain,” tulisnya, Selasa (19/1/2021).
Melanie menegaskan seandainya air laut bisa bicara maka kondisinya akan menjadi, “air masuk ke toko dan mal, atau si mal dan toko yang pada masuk ke laut?,” lanjutnya.
Hal yang sama dengan perambahan hutan yang makin marak, yang diduga menjadi penyebab banjir hebat di beberapa provinsi di tanah air.
“Si hutan juga akan nyahut, “lah kita diusir dari sini, gimana mau lalukan tugas?,” jelasnya.
“Yakin pak @jokowi, ini bencana?” tanyanya.
Pada hari ini juga, Melanie mengingat para donatur untuk peristiwa banjir, gempa dan lainnya agar mengirimkan pakaian yang layak pakai.
Sebab, Melanie yang menggalang bantuan di Rumah Harapannya mendapati banyak yang menyumbangkan baju bekas yang kotor.
“Muke ini dipersembahkan oleh rasa terpukau ama yang masih doyan banget 2021 tuh kalau ada bencana ngirimin baju kotor. Gue enggak pernah mau terima baju seken dewasa, dan kali ini gue ok in karna gue tau di Kalimantan butuh banget karena baju yang ada basah semua. Tapi mbo ya enggak sobek-sobek, basah, kotor banget dicampur juga sih,” ungkapnya.
Disebutkannya di @rumahharapanmelanie, manajemennya tidak memaksa bantuan barang baru. Paling tidak haruslah yang bersih apalagi saat ini masih pandemi Covid-19. “Mbo minimal londri kiloan yang 5000-an aja. Gue minta ijin yak sebagian donasi gue beliin ratusan baju dalaman, underwear, sampai bra baru buat mereka yang kebanjiran. Mereka korban bencana loh mbang munah bukan tong sampah,” pungkasnya. (pojoksatu/zul)