Wauuw! Di Brebes 167.673 Warga Kena Hipertensi dan 12.563 Orang Idap Diabetes

Wauuw! Di Brebes 167.673 Warga Kena Hipertensi dan 12.563 Orang Idap Diabetes

Tim puskesmas menggelar Posbindu secara berkala dengan pemeriksaan Penyakit Tidak Menular bagi masyarakat.-Syamsul Falaq-

BREBES, RADARTEGAL.COM - Sebanyak 167.673 warga Kabupaten Brebes, dinyatakan mengidap penyakit darah tinggi (Hipertensi). 

Tidak hanya itu, 12.563 orang warga Kota Bawang juga divonis menderita penyakit Diabetes Melitus (gula darah). 

Data tersebut, merupakan hasil pemetaan pasien di semua fasilitas pelayanan kesehatan sejak 2019 hingga 2022. 

Hasilnya cukup mencengangkan, penderita Hipertensi dan Diabetes hampir merata tersebar di 297 desa dan kelurahan dari 17 kecamatan. 

BACA JUGA:Kereeen Nih! Anggota DPRD Pemalang Wacanakan Gerakan Ngaji Bersama

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Brebes melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Imam Budi Santoso menjelaskan, berdasarkan hasil pemetaan, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penanganan prioritas. 

Sebab, bergesernya tren perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor utama menjamurnya PTM.

Dia menyatakan, jumlah tersebut belum termasuk pendataan tiga smester terakhir 2022, karena datanya masih divalidasi.

"Hasil pemetaan PTM, khususnya Diabetes dan Hipertensi serta Kolestrol, ditindaklanjuti dengan layanan Pos Binaan Terpadu di 297 desa kelurahan secara berkala," terangnya.

BACA JUGA:Nelayan Tanjungsari Pemalang Keluhkan Kenaikan Harga BBM Jenis Solar

Melalui Posbindu tersebut, lanjut Imam, difokuskan melayani pemeriksaan kesehatan dasar masyarakat. Sasarannya, usia produktif mulai 15-59 tahun lewat program deteksi dini faktor risiko PTM. 

Tujuannya, mengendalikan sekaligus upaya deteksi dini PTM, khususnya Diabetes Melitus.

"Optimalisasi Posbindu rutin, terus digencarkan setiap dua minggu. Sasarannya, 1.381.038 warga usia produktif yang sudah mengakses fasyankes," ujarnya.

Imam Budi Santoso menuturkan, deteksi dini faktor risiko PTM Diabetes Melitus dipicu lima faktor. Yakni, memetakan masalah Penyakit Tidak Menular, mendeteksi penyebab kematian utama. 

Sumber: